![]() |
sumber gambar; pribadi |
Angka perceraian di Kabupaten Sukoharjo tahun 2025 tergolong tinggi. Berdasarkan data dari Pengadilan Agama (PA) Sukoharjo, tercatat 877 perkara perceraian masuk sepanjang Januari hingga Agustus 2025.
Dari jumlah tersebut, 655 perkara telah diputus dengan status dikabulkan, artinya hingga Agustus 2025 terdapat 655 perempuan yang menjadi janda. Angka tersebut tergolong tinggi.
Perceraian tentu tidak ada yang menginginkan, banyak faktor penyebab sebuah perceraian terjadi, baik masalah ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan dan sebagainya.
Dikutip dari tribunnews.com (Senin, 22/9/2025), Panitera PA Sukoharjo, Sarah, menyebut tren perceraian belum menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Mayoritas perkara perceraian didominasi pasangan muda dengan usia pernikahan antara 4 hingga 10 tahun. Ia juga menyebut penyebab perceraian beragam, yang paling utama masalah ekonomi, dipenjara, KDRT, murtad, zina dan sebagainya.
Adapun pada tahun 2024, PA Sukoharjo menerima 1.257 perkara perceraian, 1.096 perkara diputus kabulkan.
Melihat kondisi angka perceraian yang tinggi di Kabupaten Sukoharjo, Ketua Bidang Perempuan dan Keluarga DPD PKS Sukoharjo, Sumiyati, prihatin dengan hal ini. Ia mengatakan PKS berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan.
"Sebagai Ketua Bidang Perempuan dan Keluarga DPD PKS Sukoharjo, kami sangat prihatin dengan fenomena ini. PKS berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan, serta menciptakan program yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, terutama dalam menghadapi masalah sosial dan ekonomi yang mempengaruhi perempuan." Ungkap Sumiyati saat dihubungi, Selasa (23/9/2025)
Masalah ekonomi menjadi faktor utama dalam perceraian selain dipenjara, KDRT, murtad, zina dan sebagainya. BIPEKA melihat pemberdayaan perempuan adalah kunci menciptakan keluarga sejahtera dan harmonis. Berbagai program sedang diupayakan untuk meningkatkan keterampilan ekonomi perempuan.
"Kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci untuk menciptakan keluarga yang sejahtera dan harmonis. Melalui berbagai program dari PKS, kami berupaya untuk meningkatkan keterampilan ekonomi perempuan dan memberikan pendidikan yang dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan pada faktor-faktor eksternal yang dapat memicu perceraian atau ketidakstabilan keluarga." Tambahnya.
BIPEKA PKS Sukoharjo siap bekerjasama dengan semua pihak, baik pemerintah ataupun organisasi sosial dalam memberikan solusi bagi perempuan dan keluarga di Sukoharjo dengan berbagai program.
"Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun organisasi sosial lainnya untuk memberikan solusi yang lebih komprehensif bagi perempuan dan keluarga di Sukoharjo. PKS akan terus mendukung pemberdayaan perempuan melalui program-program yang tidak hanya meningkatkan ekonomi, tetapi juga memperkuat nilai-nilai keluarga." Tambahnya.
Tentu sebagai manusia yang terlahir fitrah kita pun butuh asupan gizi bagi ruh kita. Tak cuma soal ekonomi, perceraian pun dipicu karena murtad, dan juga zina. Hal ini tentu tak lepas dari kurangnya diri kita dari nilai-nilai agama yang dianut.
BIPEKA menilai pendidikan yang inklusif dan pendampingan untuk perempuan sangatlah penting. Program pemberdayaan keluarga akan ditingkatkan guna membantu keluarga dalam menghadapi segala persoalan yang terjadi di dalam rumah tangga. Tidak bisa dipungkiri setiap keluarga memiliki persoalan sendiri, tinggal bagaimana setiap pasangan memandang dan menghadapinya.
"PKS menganggap pentingnya pendidikan yang inklusif dan pendampingan untuk perempuan, agar mereka dapat lebih mandiri dan memiliki daya saing di pasar kerja. Program-program pemberdayaan keluarga akan kami tingkatkan untuk membantu keluarga yang terpengaruh oleh masalah finansial atau sosial, agar mereka dapat bangkit dan membangun kehidupan yang lebih baik." Imbuh Sumiyati, ketua BIPEKA. (hyAzn)
ConversionConversion EmoticonEmoticon